Jumat, 28 April 2017
Era globalisasi telah membawa pengaruh yang besar pada kehidupan manusia, baik dari seg sosial, politik, ekonomi, hingga mental mereka sendiri. Pengaruh globalisasi seperti virus yang menyebar luas di seluruh sudut kehidupan manusia, tidak terkecuali kehidupan remaja. Sebelum mengulas hal tersebut, ada baiknya kita ulas sedikit tentang apa itu globalisasi.
Globalisasi adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. Namun, globalisasi ini memiliki dampak positif dan juga dampak negatif .
Adapun dampak positif dari globalisasi antara lain :
- Kemudahan dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi.
- Komunikasi lebih mudah dilakukan
- Cepat dalam bepergian ( mobilitas tinggi )
- Meningkatka semangat memperbaiki diri.
Tapi, globalisasi juga punya dampak negatif, antara lain :
- Informasi yang tidak tersaring dengan baik
- Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit dan memandang dunia penuh dengan kebencian
- Pemborosan pengeluaran (berperilaku konsumtif) dan meniru perilaku yang kurang baik untuk dilakukan.
- Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat (hal-hal negatif)
Sikap-sikap yang bersifat negatif sering kita lihat di banyak media massa maupun kejadian yang kita lihat langsung. Salah satu contoh yaitu kerusuhan yang dilakukan oleh para siswa-siswa yang biasa terjadi di Kota Jakarta maupun di kota lainnya. Ini menjadi momok tersindiri bagi masyarkat, apa lagi saat terjadi aksi kerusuhan itu acap kali mereka membuat kerusakan lingkungan bahkan menimbulkan korban yang tidak terlibat dalam aksi tersebut. Sungguh miris melihat perilaku penerus bangsa yang sejatinya adalah penerus tongkat estafet bangsa.
Belum lagi ditambah perilaku menyimpang lainya, seperti merokok, meminum miras oplosan, narkoba, seks bebas, dan lain-lain. Bahkan mereka acap kali memposting tingkah mereka yang 'nakal' itu di akun sosial media mereka sendiri. Mereka juga sering bertingkah nekat demi dicap sebagai remaja 'hits', seperti berfoto selfie di tempat ekstrem, memakai pakaian 'hot', dan lain-lain.
Perilaku remaja ini bukannya tidal bisa dihentikan, tetapi kemajuan teknologi yang membuat mereka mudah mengakses beragam informasi yang belum tentu baik, membuat perilaku menyimpang ini seperti wabah jamur yang tidak bisa dihentikan.
Bahkan, TV dan media sosial di internet yang seharusnya menjadi tempat pengembang potensi diri, malah menjadi tempat percontohan perilaku buruk masyarakat. Bukan rahasia lagi jika chanel TV di Indonesia memiliki kualitas yang kurang baik, atau bahkan buruk. Contohnya, di sebuah sinetron di TV menampilkan sosok remaja yang urakan, lebih suka dengan perkelahian, masalah cinta yang mereka hadapi yang bahkan terkesan 'alay', yang mungkin ditonton tidak hanya oleh remaja atau orang tua, tetapi anak-anak pun ikut menonton,
Seharusnya, kita sebagai penerus kehidupan bangsa ini, menjadi pribadi remaja yang sehat, baik dari segi fisik, maupun mentalnya. Kita juga harus dapat menjadi remaja kreatif, mandiri, dan kuat, dan bukan sekedar menjadi peniru budaya barat yang tidak baik. (Rodhoh)
Amityville :The Awakening 2017 Sinopsis, Daftar Pemain, dan Trailler
Amityville: The Awakening adalah sebuah film bergenre Horror asal HollyWood. Film ini akan disutradarai oleh Franck Khalfoun yang juga ...