Selasa, 23 Mei 2017
Tari Bedhaya Ketawang menyimpan sejuta misteri. Kesakralannya melampaui tarian apa pun dalam sejarah Kerajaan Mataram. Tarian ini hanya dimainkan sekali dalam setahun pada peringatan naik takhta sang raja.
Bedhaya Ketawang berkisah tentang percintaan Panembahan Senapati dengan Kanjeng Ratu Kencana Hadisari atau Ratu Pantai Selatan. Ada tiga bait cerita dalam tari berdurasi sekitar dua jam itu.
Bait pertama bercerita tentang jatuh cintanya pada sosok Panembahan Senopati. Dilanjutkan bait kedua berisi perkawinan mereka dan bait ketiga mengisahkan perpisahan keduanya lantaran beda dunia.
“Di sana disampaikan bahwa anak keturunan Panembahan Senopati akan menjadi suaminya untuk melindungi kerajaan Mataram,” ujar G.K.R. Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, putri Sinuhun Paku Buwono XIII, yang juga mantan bendara bedhaya, sebutan untuk penari Bedhaya Ketawang, ketika ditemui Solopos.com, Jumat (14/4/2017) malam.
Ada sembilan perempuan yang menarikan Bedhaya Ketawang. Jumlah itu melambangkan sembilan lubang pada tubuh manusia. Para penari didandani dengan pakaian dan riasan menyerupai pengantin.
Disebutkan bahwa pakaian untuk pengantin putri terinspirasi dari pakaian bendara bedhaya. Dikenakan pula sebuah dodhot bermotif aneka binatang yang menghadap ke telaga.
“Setiap kali menari meski latihan pun harus dengan pakaian seperti hari-H. Tempatnya juga harus di Sasana Sewaka, gamelannya juga khusus. Bahkan, sebelum dan sesudah menari, ada ritual caos dhahar kepada kiblat papat lima pancer,” terang Rumbai, panggilan akrabnya, Rumbai menjadi bendara bedhaya selama 20 tahun.
sumber : solopos.com
Amityville :The Awakening 2017 Sinopsis, Daftar Pemain, dan Trailler
Amityville: The Awakening adalah sebuah film bergenre Horror asal HollyWood. Film ini akan disutradarai oleh Franck Khalfoun yang juga ...