Selasa, 23 Mei 2017

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada kedua proklamator kemerdekaan Indonesia, Soekarno dan Mohamad Hatta merupakan pengakuan resmi negara atas jasa kedua pendiri bangsa ini terhadap Negara ini.  Perjuangan mereka telah menjadi inspirasi generasi muda Indonesia di berbagai pelosok tanah air hinga hari ini. Terlepas dari kontroversi yang ada selama mereka masih hidup, dwitunggal ini layak menjadi inspirasi perjuangan generasi muda Indonesia masa kini. 


Para pemuda Indonesia sudah seharusnya menjadikan kedua figur Presiden dan Wakil Presiden pertama RI ini sebagai teladan dan lambang perjuangan. Salah satu sikap yang perlu diteladani dari mereka adalah konsistensi terhadap apa yang diperjuangkan. Ambil contoh, Bung Karno, ia tetap konsisten berjuang untuk mewujudkan Indonesia merdeka meskipun sering keluar masuk penjara akibat perjuangannya tersebut. Tak berbeda jauh dengan Bung Karno, Bung Hatta juga bahkan sempat dipenjara di Belanda waktu masih mahasiswa akibat gagasannya yang dianggap menghasut. Namun keduanya tetap tidak bergeming pada apa yang mereka perjuangkan. Selain konsisten, keduanya juga berkembang dalam segi intelektual.

 Kedua Pahlawan Nasional ini bisa merapatkan barisan dan menyatukan sikap seluruh komponen bangsa untuk menjadi Bangsa Indonesia meskipun memiliki latarbelakang budaya, etnis, golongan dan agama yang berbeda-beda. Pahlawan bangsa ini memanfaatkan pengetahuannya yang luas dan mendalam untuk kepentingan bangsa  dan bukan golongan tertentu saja. Hal itu termaktub dalam sikap mereka merumuskan dasar negara ini. Sikap negarawan dan intelektual macam ini sudah langka pada masa kini. Apalagi jika kita bercermin dengan para pejabat negara dan anggota DPR sekarang. Bung Karno dan Bung Hatta tetap menghargai peranan kaum mayoritas tanpa harus mengerdirkan kelompok minoritas. Sikap mereka itu tercermin UUD 1945 yang membuka kesempatan yang sama terhadap setiap anak bangsa di hadapan hukum dan negara.

 Dalam mempersiapkan dasar dan falsafah negara, Soekarno pernah mendapat kritik dari utusan Islam karena negara ini tidak didasarkan atas Syari’ah Islam, melainkan Pancasila. Bung Karno menegaskan bahwa setiap kepentingan golongan dari berbagai latarbelakang bisa disalurkan melalui perwakilan mereka yang duduk di bangku DPR. Bung Karno mengharapkan setiap golongan berlomba-lomba mengutus utusannya dan menyampaikan aspirasi mereka.  Dengan sikap ini, Bung Karno ingin menjadikan kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan. Bung Hatta juga menunjukan sikap kenegarawannya ketika menerima protes dari masyarakat Indonesia bagian Timur terhadap salah satu pasal yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yang berisi “Dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Atas protes tersebut, Bung Hatta dan para pendiri bangsa lainnya dalam waktu singkat mengubahnya dengan kalimat “Negara Berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa”. Tentu saja perubahan kata ini tidaklah mudah, tapi demi kepentingan seluruh bangsa, Bung Hatta siap melakukannya. 

Kini setelah Indonesia merdeka selama 67 tahun, kedua Proklamator ini baru mendapat pengakuan dari negera sebagai Pahlawan Nasional. Padahal, secara kapasitas, keduanya sudah sangat layak mendapatkannya jauh-jauh hari sebelumnya. Namun karena kepentingan politik dan golongan tertentu, penghargaan tersebut selalu urung diberikan. Lalu saat ini, apakah makna gelar Pahlawan Nasional yang diberikan kepada Bung Karno dan Bung Hatta bagi generasi muda? Sebagai generasi muda bangsa ini, seharusnya kita bercermin dari kedua tokoh bangsa ini. Keduanya dengan sadar dan konsisten memilih hidup di jalur perjuangan untuk kepentingan seluruh bangsa. Pendiri bangsa ini juga secara sadar menempatkan kepentingan seluruh warga negara di atas kepentingan golongan. Sebagai generasi muda, kita ditantang untuk mengambil sikap, dalam memperjuangkan cita-cita para pendiri bangsa ini. Sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, kata Soekarno. Menghargai dalam konteks ini bukan hanya sekedar seremonial belaka. Menghargai lebih pada menjadikannya sebagai inpirasi perjuangan dan cara hidup untuk membangun diri dan bangsa demi kepentingan semua.

Sumber : http://www.kompasiana.com/noveriuslaoli/pahlawan-inspirasi-generasi-muda_5519153f81331110739de163

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Amityville :The Awakening 2017 Sinopsis, Daftar Pemain, dan Trailler

 Amityville: The Awakening  adalah sebuah film bergenre Horror asal HollyWood. Film ini akan disutradarai oleh Franck Khalfoun yang juga ...

- Copyright © Pelajar Indonesia Hebat - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -