Jumat, 19 Mei 2017
Nama Asli Nyonya Meneer yakni Lauw Ping Nio. Wirausahawan asal Jawa Timur ini menekuni bidang industri jamu sejak 1919. Nama Meneer menurut cerita, diambil dari nama beras menir, yakni sisa butir halus penumbukan padi.
Ibunya dulu mengidam (nyidam) beras menir dan terus memakannya hingga ia lahir. Karena pengaruh ejaan Belanda, nama “Menir” pun berubah menjadi “Meneer”.
1900an - Suami Nyonya Meneer menjadi korban kekejaman kolonial Belanda yang menyebabkan jatuh sakit dan tidak sembuh-sembuh dalam waktu yang cukup lama. Nyonya Meneer tidak tinggal diam. Ia mulai meracik jamu yang ternyata mujarab dan membuat kondisi suaminya pun pulih.
1919 - Nyonya Meneer mendirikan sebuah usaha bernama “Jamu Cap Potret Nyonya Meneer” di Semarang.
1940 - Salah satu anak dari Nyonya Meneer, Nonnie memutuskan pindah ke Jakarta untuk membuka gerai Nyonya Meneer di Jalan Juanda, Pasar Baru. Dari Jakarta, nama Nyonya Meneer semakin meluas ke seluruh penjuru tanah air.
1967 - Nyonya Meneer menjabat Direktur Utama di perusahaannya. Salah satu anaknya, Hans Ramana dipercayakan untuk bertanggung jawab atas perusahaannya. Sedangkan ketiga anak lainnya yakni Lucy Saerang, Marie Kalalo, dan Hans Pangemanan diangkat menjadi anggota dewan komisi perusahaan.
1970an - Nyonya Meneer mulai merasakan persaingan dunia bisnis jamu yang ketat. Rival Nyonya Meneer mulai menjual berbagai produk serupa dengan harga yang berbeda-beda. Dua perusahaan yang sangat diwaspadai Nyonya Meneer waktu itu adalah PT Sido Muncul dan PT Air Mancur.
1976 - Hans Ramana meninggal dunia.
1978 - Nyonya Meneer meninggal dunia. Setelah Nyonya Meneer dan anaknya meninggal, perjalanan perusahaan pun mulai goyah.
1984 - Didirikan Museum Jamu Nyonya Meneer di Semarang. Tujuan pendirian museum jamu pertama di Indonesia ini sebagai cagar budaya dan pusat informasi, pendidikan, promosi, serta media pelestarian warisan budaya tradisional.
1985 - Terjadi perseteruan di antara kelima cucu pewaris Nyonya Meneer yang melibatkan ratusan bahkan ribuan pekerjanya.
1989-1994 - Terjadi konflik kedua.
1995 - Konflik berakhir dengan pelepasan saham anggota keluarga. Perusahaan Nyonya Meneer sepenuhnya dipegang oleh cucu Nyonya Meneer yang bernama Charles Saerang. Empat cucu Nyonya Meneer lainnya pun memutuskan untuk berpisah setelah menerima bagian masing-masing.
2006 - PT Nyonya Meneer telah memperluas daerah pemasarannya hingga ke Taiwan sebagai bagian ekspansi perusahaan ke pasar luar negeri setelah berhasil berekspansi ke Malaysia, Brunei, Australia, Belanda, dan Amerika.
2013 - Karyawan demo lantaran tunggakan gaji
2015 - PT Nyonya Meneer melawan kreditur di pengadilan Niaga Semarang. Permasalahan berakhir damai melalui kesepakatan proposal masa Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Masa pembayaran utang PT Nyonya Meneer kepada 35 kreditor diangsur selama lima tahun. Kesepakatan lain nilai utang PT Nyonya Meneer yang awalnya diminta membayar Rp 117 miliar kepada distributor tunggal PT NMI, disepakati hanya utang sebesar Rp 39 miliar.
2016 - Karyawan mogok kerja tunggakan gaji karyawan tetap selama 4 bulan, sedangkan karyawan harian selama 12 minggu. Setelah mediasi, karyawan berjanji akan kembali bekerja. Perusahaan akan membayar gaji secara mencicil.
sumber : jateng.tribunnews.com
Amityville :The Awakening 2017 Sinopsis, Daftar Pemain, dan Trailler
Amityville: The Awakening adalah sebuah film bergenre Horror asal HollyWood. Film ini akan disutradarai oleh Franck Khalfoun yang juga ...